Kepribadian ganda, yang secara klinis dikenal sebagai Gangguan Identitas Disosiatif (Dissociative Identity Disorder, DID), adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh adanya dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda di dalam satu individu. Setiap identitas atau kepribadian mungkin memiliki cara berpikir, merasakan, dan berperilaku yang berbeda. Gangguan ini sebelumnya dikenal sebagai “kepribadian ganda” atau “multiple personality disorder”.
Penjelasan Ilmiah Tentang Gangguan Identitas Disosiatif (DID)
1. Definisi dan Gejala
Gangguan Identitas Disosiatif (DID) adalah kondisi di mana individu memiliki dua atau lebih identitas yang secara bergantian mengendalikan perilaku mereka. Gejala utama DID meliputi:
- Identitas yang Berbeda: Individu mungkin memiliki dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda. Setiap identitas dapat memiliki nama, usia, jenis kelamin, dan karakteristik yang berbeda.
- Amnesia Disosiatif: Perubahan identitas seringkali disertai dengan amnesia atau kehilangan memori yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan memori biasa. Individu mungkin tidak ingat pengalaman, informasi, atau peristiwa tertentu yang terjadi ketika identitas lain aktif.
- Perubahan Perilaku dan Karakteristik: Setiap identitas dapat memiliki gaya bicara, perilaku, dan pola pikir yang berbeda. Ada perbedaan yang mencolok dalam cara individu berfungsi ketika identitas yang berbeda berada di bawah kendali.
- Kesulitan Dalam Fungsi Sehari-Hari: Individu dengan DID mungkin mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan, hubungan, dan fungsi sosial, akibat pergeseran identitas yang tidak terkontrol.
2. Penyebab DID
Penyebab utama DID sering dikaitkan dengan trauma berat atau pengalaman yang sangat stresful di masa lalu, terutama yang melibatkan kekerasan fisik atau seksual pada masa kanak-kanak. Beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
- Trauma Masa Kecil: DID sering kali berkembang sebagai mekanisme koping untuk mengatasi trauma berat yang dialami pada masa kecil. Mekanisme ini memungkinkan individu untuk mengalihkan perhatian dari pengalaman yang tidak dapat ditanggung.
- Pengekangan Psikologis: Pengalaman kekerasan, pengabaian, atau penyalahgunaan yang ekstrem dapat menyebabkan individu membagi identitas mereka sebagai cara untuk mengatasi perasaan atau pengalaman yang mengancam.
- Faktor Genetik dan Biologis: Meskipun faktor genetik tidak secara langsung menyebabkan DID, ada kemungkinan bahwa predisposisi genetik atau gangguan neurologis dapat berperan dalam kerentanannya terhadap gangguan disosiatif.
3. Teori dan Model
Beberapa teori dan model yang digunakan untuk menjelaskan DID meliputi:
- Teori Disosiasi: Menurut teori ini, DID muncul sebagai hasil dari proses disosiasi ekstrem, di mana individu mengembangkan identitas yang berbeda untuk mengatasi pengalaman trauma yang tidak dapat mereka integrasikan dalam kesadaran mereka yang utama.
- Model Koping: DID dilihat sebagai mekanisme koping untuk menghadapi dan memproses trauma berat. Identitas yang berbeda dapat muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk menghindari atau mengalihkan perhatian dari pengalaman yang menyakitkan.
4. Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis:
- Kriteria DSM-5: Diagnosis DID didasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5). Kriteria tersebut mencakup adanya dua atau lebih identitas yang berbeda, amnesia yang signifikan, dan gangguan yang cukup parah untuk memengaruhi fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
- Evaluasi Klinis: Proses diagnosis melibatkan evaluasi klinis menyeluruh oleh seorang profesional kesehatan mental. Ini termasuk wawancara klinis, penilaian riwayat trauma, dan pengamatan perilaku serta gejala.
Pengobatan:
- Terapi Psikologis: Terapi merupakan komponen utama dalam pengobatan DID. Terapi kognitif-perilaku (CBT), terapi psikodinamik, dan terapi integratif dapat digunakan untuk membantu individu memahami dan mengatasi trauma, serta mengintegrasikan identitas yang berbeda.
- Terapi Trauma: Terapi berbasis trauma bertujuan untuk membantu individu menghadapi dan memproses pengalaman traumatis yang mendasari DID. “Bonus” dalam Slot Pulsa adalah peluang Indonesia yang diberikan kepada pemain yang dianggap sebagai favorit dalam suatu Perjudian. Angka Kemenangan menandakan popularitas Permainan, dan angka setelahnya adalah jumlah yang Anda perlukan agar Slot Pulsa menghasilkan Rp100. Meskipun peluang Kemenangan menunjukkan peningkatan peluang untuk memenangkan Slot Pulsa, kemenangan biasanya lebih rendah karena persepsi keunggulan pemain atau Permainan slot deposit pulsa 5000 tanpa potongan yang diunggulkan.
- Pendekatan Multidisiplin: Pengobatan DID sering kali melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup terapi individu, terapi kelompok, serta dukungan medis jika diperlukan.
5. Persepsi dan Stigma
DID sering kali disalahpahami dan dikaitkan dengan stigma. Persepsi yang salah dan stereotip yang terkait dengan gangguan ini dapat menghambat individu untuk mencari bantuan dan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang DID penting untuk mengurangi stigma dan mendukung individu yang mengalami gangguan ini.
Kesimpulan
Gangguan Identitas Disosiatif adalah kondisi kompleks yang sering kali terkait dengan pengalaman trauma berat. Penanganan dan perawatan yang efektif memerlukan pendekatan yang cermat dan terkoordinasi antara berbagai profesional kesehatan mental. Dengan dukungan yang tepat, individu dengan DID dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.